Pengertian Perbedaan Kedudukan Akal, Hati Qalbu Dan Nafsu Manusia Dalam Islam
Pengertian Perbedaan Kedudukan Akal, Hati Qalbu Dan Nafsu Manusia Dalam Islam - Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk paling sempurna yang memiliki 3 unsur yaitu ada hati ( qolbu ), akal dan nafsu. Hati ( qalbu ), akal dan nafsu mempunyai peranan atau fungsi yang berbeda namun saling berhubungan di antara satu sama lain. Inilah yang menjadi perbedaan antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Kita akan memberikan penjelasan mengenai pengertian perbedaan kedudukan akal, hati dan nafsu manusia dalam islam, agar bisa lebih mengenali manusia
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (28) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (29) فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (30) إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (31).
“Dan (ingatlah), ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat,“Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud.” Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Dia enggan ikut bersama para (malaikat) yang sujud itu,” (QS. al-Hijr [15]: 28-31).
Nafsu
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu manusia menjadi ‘ukuran baik-buruk’ baginya ialah kenikmatan sesaat dan maslahat individual, terlepas dari nilai kebenaran. Sebab, nasfu tidak memiliki pandangan jauh seperti akal yang memprediksikan akibat yang akan terjadi. Setan kerap mempengaruhi manusia lewat unsur ini. Ia merupakan lobang besar yang setan gunakan untuk menggoda manusia. Maka dari itu, syariat Islam senantiasa berupaya untuk mengendalikan nafsu, memperkecil pengaruhnya terhadap kalbu, menutup jalan-jalan setan padanya, serta mendidiknya dengan apa yang dibencinya
وَالنَّفْسُ كَالطِّفْلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى # حُبِّ الرِّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
Nafsu bagaikan anak kecil, bila kau abaikan maka ia akan tumbuh besar dalam kondisi masih suka menyusu. Adapun bila kau sapih dengan paksa maka ia akan berhenti.
Akal.
Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Alloh baik yang kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir dengan akal tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu kesimpulan : “robbana maa kholaqta hadza baathila” tidak ada sesuatu apapun yang Alloh telah ciptakan itu sia-sia. Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat.
Hati ( qolbu )
Qolbu adalah sebuah latifah/titik sensor/dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Qolbu adalah ‘pemilik putusan’ yang sebenarnya. Kalbu mendengarkan usulan-usulan yang diberikan akal dan nafsu berikut perdebatan yang terjadi antara keduanya, lantas ialah yang mengambil putusan. Selain itu, kalbu juga merupakan ruangan tempat tinggal perasaan (‘awâthif, masyâ’ir).
Rasulullah bersabda,
«أَلاَ، وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً. إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ. أَلاَ، وَهِيَ القَلْبُ».
“Ingatlah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka seluruh jasad akan baik. Dan jika ia rusak maka seluruh jasad akan rusak. Ingatlah, ia adalah kalbu,” (HR. al-Bukhari).
Ada tiga golongan manusia berdasarkan kedudukan akal, hati dan nafsu manusia dalam islam
1. Manusia yang nafsunya lebih dominan daripada akalnya.
Manusia golongan pertama akan cenderung menuruti keinginan hawa nafsunya. Segala sesuatu didasarkan hanya kepada nafsu semata. Nafsu akan cenderung memegang kendali penuh terhadap akalnya, bahkan aturan negara dan agama pun akan dilawannya bila tidak sesuai dengan kriteria nafsunya. Secara umum, nafsu ini akan cenderung membawa manusia pada perbuatan yang negatif karena dominasinya terhadap akal. Manusia dalam golongan ini tidak akan pernah punya perasaan bersalah. Kadang-kadang pada bulan Ramadan ada orang yang suka bertanya: “katanya di bulan Ramadan setan-setan akan dirantai, lalu kenapa masih ada saja orang-orang yang membunuh, berbuat kekerasan, mencuri, merampok dan sebagainya?”. Jawabannya adalah karena nafsunya telah membelenggu dirinya dan mengendalikan akalnya.
2. Manusia yang nafsu dan akal sama-sama dominan.
Manusia golongan kedua adalah manusia yang kadang berbuat atau bertindak berdasarkan akal pada suatu kesempatan dan berdasarkan nafsu pada kesempatan lainnya. Ia akan bisa berbuat baik di suatu kesempatan dan berbuat jahat di kesempatan lainnya. Ketika telah melakukan perbuatan jahat, ada kemungkinan akan timbul rasa bersalah dalam dirinya dan timbul hasrat untuk memohon ampunan. Namun demikian, ada kemungkinan ia akan mengulangi lagi perbuatan jahatnya di waktu yang lain.
3. Manusia yang akalnya lebih dominan daripada nafsunya.
Manusia golongan ketiga adalah manusia yang cenderung berbuat baik di setiap kesempatan. Ini adalah kondisi ideal manusia, dimana akal mampu mengendalikan nafsu dan membawanya pada hal-hal yang positif sesuai dengan peraturan negara dan agama.
Keutamaan manusia adalah karena selain dikarunia nafsu dan akal sebagai suatu sarana untuk belajar dan terus belajar. Nafsu pada diri manusia tumbuh lebih dahulu daripada akal, oleh karena itu jika kita perhatikan anak-anak kita, mereka selalu ingin agar apa yang diminta dituruti oleh orang tuanya.
Bahkan harus menjerit jika kemauannya tidak terpenuhi. Akal pada diri manusia berkembang sedikit demi sedikit untuk membangun kekuatan dan mulai bisa mengimbangi kekuatan pengaruh nafsu pada saat manusia berusia belasan tahun. Namun nafsu dan akal akan di kontrol oleh hati / qolbu , maka dari itu hati qolbu ini harus terus berdzikir kepada Allah SWT agar semua amalan ibadah kita di terima
«إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ».
Sesungguhnya Allah tidak melihat pada jasad dan harta kalian, tetapi Dia melihat pada kalbu dan amalan kalian,” (HR. Muslim).
Berikut contoh perbedaan perbedaan pandangan antara nafsu, akal dan hati dalam kehidupan manudia
1. Cara Memandang Orang Cantik atau Tampan
Nafsu akan mengatakan orang cantik terletak di wajahnya, akal akan mengatakan orang cantik terletak di otaknya, sedangkan hati akan mengatakan cantik terletak di akhlaknya.
2 Cara Memandang Orang Hebat
Nafsu akan mengatakan orang hebat adalah orang yang mampu menaklukkan wanita, akal mengatakan orang hebat adalah orang yang mampu memecah rekor, sedangkan hati mengatakan orang hebat adalah orang yang mampu memegang amanah.
3 Cara Memandang Orang Kuat
Nafsu mengatakan orang kuat adalah orang yang mampu kuat berhubungan intim beberapa kali akal mengatakan kuat terletak pada ototnya, sedangkan hati memandang kuat terletak saat ia mampu menahan amarah.
4 Cara Memandang Orang Kaya
Nafsu mengatakan orang kaya terletak di banyaknya harta yang dipunya, akal mengatakan kaya terletak di banyaknya ilmu yang di punya, sedangkan hati mengatakan kaya terletak di kerendahan dan kelapangan hati seseorang.
5 Cara Memandang Orang Lemah
Nafsu mengatakan orang lemah adalah orang yang tidak mampu berhubungan badan, akal mengatakan orang lemah karena tubuhnya tidak bertenaga, sedangkan hati mengatakan orang lemah adalah orang yang lemah pendiriannya.
6 Cara Memandang Orang Miskin
Nafsu memandang orang miskin karena tidak punya harta, akal memandang orang miskin karena tidak punya ilmu, sedangkan hati mengatakan orang miskin adalah orang yang tidak punya kebaikan hati
7 Cara Memandang Jabatan dan Harta
Nafsu memandang jabatan dan harta adalah segalanya dalam hidup ini, akal mengatakan jabatan dan harta adalah buah kecerdasan seseorang, sedangkan hati mengatakan jabatan dan harta adalah ujian dalam kehidupan.
8 Cara Memandang Cinta
Nafsu mengatakan cinta adalah hubungan intim, body menarik dan rayuan maut, akal mengatakan cinta adalah sesuatu kebutuhan hidup, sedangkan hati mengatakan cinta adalah anugerah yang terbesar dalam kehidupan.
9 Cara Memandang Kehidupan
Nafsu memandang kehidupan hanya untuk memenuhi dan memuaskan, akal memandang kehidupan adalah hidup selayaknya manusia umumnya, sedangkan hati mengatakan kehidupan harus bermanfaat dan berakhir selamat.
Dengan demikian Hati/ kalbu merupakan pemeran utama dalam pengambilan putusan. Ia ibarat ‘sumbu’ yang berpengaruh dalam menentukan jalan perbuatan manusia. Tak ayal lagi, bahwa usaha kecil yang mengenai sumbu tersebut akan lebih berpengaruh daripada usaha besar di tempat yang kurang tepat.Jagalah Hati ini jangan sampai hati mati,
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya
Demikian pembahasan Pengertian perbedaan kedudukan akal, hati dan nafsu manusia dalam islam, semoga kita bisa mengontrol nafsu dengan akal dan diputuskan dengan menggunakan hati nurani.