7 Wasiat Nasehat Rasulullah Nabi Muhammad SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari
7 Wasiat Nasehat Rasulullah Nabi Muhammad SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari - Abu Dzar Al-Ghifari merupakan salah satu sahabat nabi yang bernama asli Jundub bin Junadah dari suku Ghifar yang dikenal sebagai sarang perampok atau penyamun pada masa sebelum datangnya Islam. Abu Dzar Al-Ghifari memeluk Islam dengan sukarela dengan cara mendatangi Nabi Muhammad langsung ke Mekah untuk menyatakan keislamannya. Abu Dzar Al-Ghifari termasuk sahabat yang masuk Islam paling awal. Dalam Riwayat Hidup seorang Abu Dzar Al-Ghifari bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentunya banyak ilmu yang didapat langsung dari Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam salah satunya 7 Wasiat Nasehat Rasulullah Nabi Muhammad SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari
Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya nasihat yang sangat berarti. Nasehat tersebut tertulis dalam hadits nabi saw. berikut ini.
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
7 Wasiat Nasehat Rasulullah Nabi Muhammad SAW Kepada Abu Dzar Al-Ghifari - Dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia
1. Mencintai Orang-Orang Miskin dan Dekat dengan mereka
Orang-orang Miskin yang dimaksud adalah mereka yang hidupnya tidak berkecukupan, tidak memiliki penghasilan serta profesi yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga mereka tidak mau meminta-minta kepada manusia. Islam menganjurkan kepada umatnya untuk berlaku baik terhadap orang-orang miskin dengan cara duduk bersama mereka, menolong mereka serta bersabar bersama mereka.
Tak hanya sekedar dekat dengan mereka, kita juga bisa membantu dan menolong mereka. Apa yang ada dalam diri kita, kita berikan kepada mereka apapun itu dan berapapun jumlahnya. Adapun ketika mencintai, dekat dan membantu orang miskin, Allah akan memberikan ganjaran kepada kira berupa kemudahan dan dihilangkannya kesusahan pada hari kiamat serta memperoleh ganjaran yang besar.
2. Bersyukur dengan apa yang dimiliki
Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita agar melihat orang yang berada di bawah kita dalam masalah kehidupan dunia dan mata pencaharian. Tujuan dari nasihat anjuran tersebut agar kita semua tetap mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Nabi Saw. melarang seorang Muslim melihat kepada orang yang diatas dalam urusan dunia seperti banyak harta, kedudukan, jabatan, gaji yang tinggi dan lain sebagainya.
Selanjutnya dalam urusan agama, ketaatan, pendekatan diri kepada Allah, meraih pahala dan surga maka sudah seharusnya kita melihat kepada orang yang berada di atas kita yakni para nabi, orang-orang yang jujur, para pejuang dan orang-orang yang shalih lagi taat. Selanjutnya kita juga harus berusaha untuk melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Dan hal inilah yang dinamakan berlomba-lomba dalam kebaikan.
3. Menyambung Silaturahmi
Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menyambung bersilaturahmi dengan sesama, meskipun orang yang kita tuju tersebut berlaku kasar kepada kita. Selanjutnya dengan bersilaturahmi juga, Allah akan melapangkan rezeki serta memanjangkan umur kita. Sebaliknya, Islam sangat melarang kepada umatnya untuk memutuskan tali silaturahmi, Allah akan menyempitkan rezeki dan menghilangkan keberkahan bagi orang yang memutuskan tali silaturahmi.
4.Melibatkan Allah dalam berbagai urusan
Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita terjadi karena seizin Allah. Dengan demikian libatkanlah Allah dalam semua urusan kita karena sesungguhnya yang dapat menolong kita dalam semua aktivitas kita hanyalah Allah swt dengan selalu mengamalkan kalimah lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah
5. Mengatakan kebenaran meskipun pahit
Kebenaran sepahit apapun itu, tidak boleh menjadikan kita ragu atau takut untuk mengatakannya. Entah itu kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri. Apabila sesuatu hal jelas itu salah maka katakanlah salah. Jangan sampai kita mengatakan sesuatu yang salah adalah benar dan sebaliknya yang benar adalah salah.
6. Tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah
Dakwah bukan hal yang mudah dan pasti akan mengalami banyak hambatan dan cobaan. Hambatan, rintangan, dan perlawanan tentu akan datang dari mereka yang tidak menyukai melihat Islam berjaya. Hambatan dan rintangan yang berat ini bukan tidak mungkin akan menyurutkan langkah kita dalam berdakwah, namun Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk tetap bersikap berani dan pantang menyerah dalam menyampaikan kebaikan .
Jaminan mendapatkan surga pun telah dijanjikan-Nya bagi siapa pun yang berdakwah di jalan-Nya. Dakwah memanglah tidak mudah, maka dakwah harus dilakukan semata untuk mendapatkan Ridha-Nya agar kita tidak dengan mudah berhenti dan keluar dari barisan dakwah yang begitu mulia ini.
7. Tidak meminta-minta kepada orang lain
Orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya adalah ia yang tidak meminta-minta kepada orang lain. Seorang muslim harus senantiasa berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dengan usaha dan ikhtiarnya sendiri dalam hal apapun itu. Selanjutnya, sertakan Allah dalam setiap ikhtiar kita, karena hanya Dzat-Nyalah yang mencukupkan semua kebutuhan-kebutuhan kita.
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya