Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Gambar Produk 1
Jasa Desain Kaos, Desain Batik , LOGO dan desain grafis lainya
Email : mastertracer69@gmail.com

Kisah Teladan Ketampanan Kesabaran dan Sifat Pemaaf Nabi Yusuf AS

Kisah-Teladan-Ketampanan-Kesabaran-dan-Sifat-Pemaaf-Nabi-Yusuf-AS
Kisah Teladan Ketampanan Kesabaran dan Sifat Pemaaf Nabi Yusuf AS  Kisah-Teladan-Ketampanan-Kesabaran-dan-Sifat-Pemaaf-Nabi-Yusuf-AS

Nabi Yusuf 'alaihis salam adalah cucu dari Nabi Ishaq 'alaihi salam, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.

Nabi Yusuf 'alaihis salam merupakan putra urutan ke tujuh dari dua belas putra puteri Nabi Ya’qub as. Merupakan anak dari istri Nabi Ya’qub yang bernama Rahil. Dari Ibu Rahil ini Nabi Yusuf 'alaihis salam juga mempunyai adik bernama Benyamin. Nabi Yusuf dianugrahi wajah yang sangat tampan oleh Allah SWT, juga dengan tubuh yang tegap sehingga bisa membuat para wanita terpesona kepadanya.

Asal usul keluarga Nabi Yusuf
Nabi yusuf adalah anak dari nabi yakub. Beliau adalah salah satu dari anak kesayangan yang dimiliki oleh nabi yakub. Nabi yusuf punya memiliki wajah yang tampan dan rupawan, ia juga memiliki 11 saudara. Keluarga ini tinggal di salah satu desa kecil yang ada di Mesir. Kisah bermula dari rasa sayang nabi yakub pada Nabi Yusuf yang lebih dari saudaranya yang lain sehingga menyebabkan saudaranya iri.

Kisah cerita Nabi Yusuf as ada dalam satu surat penuh dalam Al Qur an yang bernama Surat Yusuf. Disebutkan bahwa sebab turunnya surat Yufuf adalah karena orang orang yahudi meminta kepada Rasulullah SAW untuk menceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf 'alaihis salam. Kemudian Allah SWT menurunkan satu surat penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf as.

Allah SWT berfirman : “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 3)

Mimpi nabi Yusuf 'alaihis salam
Pada suatu waktu Nabi Yusuf 'alaihis salam bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan semuanya sujud kepadanya, dan mimpinya itu disampaikan kepada ayahnya yaitu Nabi Ya’qub as, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an Surat ke12, Yusuf berikut ini :

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku” (Qur'an Surat Yusuf ayat:4)

“Ayah berkata : “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (Qur'an Surat Yusuf ayat:5)

Nabi Ya’qub 'alaihis salam mengingatkannya agar jangan sampai Nabi Yusuf as menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Sesungguhnya saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam tidak menyukai kedekatannya dengan ayahnya. Nabi Yusuf 'alaihis salam bukanlah saudara kandung mereka, karena berbeda ibu.

Hubungan Yusuf 'alaihis salam dengan saudara-saudaranya
Nabi Yusuf 'alaihis salam adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Rasa sayang Nabi Ya’qub as kepada Nabi Yusuf dan Bunyamin adiknya sebenarnya cukup wajar, karena Nabi Yusuf dan adiknya tidak memiliki ibu karena telah meninggal dunia ketika melahirkan Bunyamin. Karena sebab itulah Nabi Ya’qub 'alaihis salam sangat menyayangi Nabi Yusuf as dan adiknya Bunyamin. Terlebih lagi saat Nabi Ya’qub mendengar dan mengetahui akan mimpi Nabi Yusuf as. Semakin bertambah pula pengawasannya untuk keselamatan Nabi Yusuf as dan adiknya.

Perlakuan yang berbeda dari Nabi Ya’qub as kepada anak-anaknya yang lain menimbulkan rasa iri hati dan dengki di antara saudara-saudara Nabi Yusuf as yang lain.

Nabi Yusuf 'alaihis salam dibuang ke sumur
Suatu hari saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam yang dengki kepadanya berkumpul, namun dalam musyawarah ini Bunyamin tidak diikut sertakan karena ia adalah adik kandung Nabi Yusuf 'alaihis salam. Kemudian mereka berencana untuk mencelakai Nabi Yusuf 'alaihis salam, yakni dengan membuangnya ke dalam sebuah sumur.

Kemudian saudara-saudara Nabi Yusuf 'alaihis salam meminta ayah mereka untuk mengijinkan membawa Nabi Yusuf 'alaihis salam pergi ke suatu tempat, seperti yang diriwayatkan dalam Al Qur'an berikut ini:

“Mereka berkata : “wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. (Qur'an Surat Yusuf ayat: 11)

Biarlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar ia (dapat) bersenang-sendang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 12)

“Berkata Ya’qub : “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 13)

“Mereka berkata : “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 14)

Mereka pun berhasil mengajak Nabi Yusuf 'alaihis salam pada hari berikutnya dan pergi dengannya ke gurun. Mereka lalu memasukkan nabi Yusuf 'alaihis salam ke dalam sebuah sumur tanpa mengenakan pakaian.

Untuk mengelabui ayahnya,saudara-saudara yang benci kepada Nabi Yusuf itu menyembelih hewan sejenis kambing atau rusa, lalu melumurkan darah binatang tersebut ke pakaian Nabi Yusuf as. Dan mereka membawa pulang pakaian tersebut, seperti diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :

“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 16)

“Mereka berkata : “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba, dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 17)

Nabi Ya’qub as memegang pakaian anaknya. Lalu memperhatikan pakaian nabi yusuf tersebut, ia melihat pakaian itu masih utuh dan tidak ada tanda-tanda cakaran atau robek. Serigala apa yang makan Nabi Yusuf as? Apakah ia memakan dari dalam pakaian tanpa merobek pakaiannya? Seandainya Nabi Yusuf as mengenakan pakaiannya lalu ia dimakan oleh serigala, semestinya pakaian tersebut akan robek. Seandainya ia telah melepas bajunya untuk bermain dengan saudara-saudaranya, maka bagimana pakaian tersebut dilumuri dengan darah sementara saat itu tidak menggunakan pakaian?

Berdasarkan bukti-bukti itu, Nabi Ya’qub as mengetahui bahwa mereka berbohong. Nabi Yusuf as tidak dimakan oleh serigala. Nabi ya’qub mengetahui bahwa anak-anaknya berbohong, ia mengungkapkan hal itu dalam perkatannya yang tersebut dalam Al Qur an :

“Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata “sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 18)

emikianlah perilaku Nabi Ya’qub dengan bijaksananya. Ia meminta agar diberi kesabaran dan memohon pertolongan kepada Allah SWT atas apa yang mereka lakukan terhadap putra kesayangannya.

Nabi Yusuf 'alaihi salam ditemukan di sumur lalu dijual di pasar
Suatu saat ada kafilah yang sedang berjalan menuju Mesir, yaitu satu kafilah besar. Semua kafilah itu menuju sumur, mereka berhenti untuk menambah air. Mereka menghulurkan timba ke sumur. Lalu Nabi Yusuf as bergelantung pada timba tersebut. Orang yang mengulur timba mengira bahwa timbanya telah penuh dengan air. Namun setelah dilihatnya ternyata seorang manusia. Setelah itu mereka menjual Nabi Yusuf ke pasar seperti riwayat dalam Al'Qur'an berikut:

"Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: 'Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!' Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: 'Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi ia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.' Dan demikianlah Kami berikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir) dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. " (QS. Yusuf: 19-21)

Lelaki yang membeli Nabi Yusuf as bukanlah orang sembarang tetapi ia seorang yang penting. Ia termasuk seseorang yang berasal dari pemerintah yang berkuasa di Mesir. Ia adalah seorang menteri di antara menteri-menteri raja yaitu ketua menteri yang bernama Al Aziz.

Kisah Nabi Yusuf 'alaihis salam dan Zulaikha
Hari demi hari berlalu. Nabi Yusuf as pun semakin tumbuh menjadi dewasa. Nabi Yusuf as oleh Allah diberi kemampuan untuk mengendalikan suatu masalah dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa peristiwanya. Ia juga diberi kemampuan berdialog yang dapat menarik simpati orang yang mendengarnya. Nabi Yusuf as diberi kemuliaan sehingga ia menjadi pribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya mengetahui bahwa Allah SWT memuliakannya dengan mengirim Nabi Yusuf as padanya. Ia mengetahui bahwa Nabi Yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari siapapun yang pernah ia temui dalam selama hidupnya.

Nabi Yusuf 'alaihis salam diberi Wajah yang rupawan sehingga membuat Zulaikah sang isteri Al Azis terpesona. Ia merayunya dengan terang terangan. Wanita itu menutup semua pintu dan melupakan rasa malunya, kemudian ia mengunggapkan rasa cintanya Nabi Yusuf as.

Godaan dari wanita itu merupakan godaan yang cukup berat, namun beliau mampu untuk melawannya. Zulaikha mengulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk memeluknya. Nabi Yusuf as berputar dan berlari menuju ke pintu. Lalu ia dikejar oleh wanita itu dan wanita itu menarik-narik pakaiannya. Keduanya sampai ke pintu. Namun tiba tiba itu pintu terbuka, suaminya dan salah satu kerabatnya ada di muka pintu yang terbuka itu.

Setelah melihat suaminya ada di hadapannya, ia segera menggunakan kelicikannya. Wanita itu berbicara dengan melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as, seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :

“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata : “apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 25)

Yusuf berkata : “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)” dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian : “Jika baju gamis koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itu yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (Qur'an Surat Yusuf ayat: 26 – 27)

Setelah mengetahui siapa yang salah, si suami mengakhiri masalah tersebut, lalu Nabi Yusuf as pun pergi. Tuan rumah itu tidak meminta perincian peristiwa yang terjadi antara istrinya dan pemuda yang mengabdi kepadanya. Yang ia minta adalah agar pembicaraan itu ditutup sampai di sini saja.

Kisah para wanita terpotong tangannya ketika melihat Nabi Yusuf 'alaihis salam
Masalah mengenai isteri menteri yang menggoda nabi Yusuf 'alaihis salam ternyata tidak bisa ditutup untuk kalangan terbatas. Akhirnya masalah tersebut diketahui orang banyak dan tersebar ke isteri-isteri pembesar lainnya.

Isteri Al Azis ingin membuat pembelaan diri dengan mengundang para isteri-isteri pembesar lainnya untuk datang ke rumahnya, untuk dijamu dengan makanan dan minuman.

Dalam acara jamuan tersebut, Zulaikha menyajikan buah-buahan lengkap dengan pisau untuk mengupasnya, lalu disuruhnya Nabi Yusuf 'alaihis salam untuk lewat di depan para tamu tersebut, karena terpesona oleh ketampanan Nabi Yusuf, para istri-istri pembesar itu melukai tangan mereka saat mengupas buah. Dengan kejadian ini maka Zulaikha dapat membauktikan bahwa Istri para pembesar yang baru saja bertemu yusuf sudah tergoda, apalagi dia yang hidup sehari-hari bersama yusuf tentu tidak tahan. Seperti yang diriwayatkan dalam Al'Qur'an berikut ini:

'Keluarlah (nampakanlah dirimu) kepada mereka.' Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum akan keelokan rupanya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: 'Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia. Wanita itu berkata: 'Itulah dia orang yang membuat aku tertarik kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan termasuk golongan orang- orang yang hina. Yusuf berkata: 'Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.' Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yusuf: 31-34)

Catatan penting mengenai nama Zulaikha: Penting untuk diketahui bahwa nama Zulaikha istri al azis di atas sampai saat ini masih diragukan kebenarannya. Karena di Al Qur an sendiri tidak dijelaskan mengenai nama dari Istri Al Azis. 

Nabi Yusuf 'alaihis salam masuk penjara
Dengan adanya berita tentang nabi Yusuf 'alaihis salam yang terus menjadi perbincangan di negeri Mesir, pemerintah merasa kewibawannya dipertaruhkan. Lalu penguasa dari pemerintah menangkap Nabi Yusuf as. Ia dimasukkan ke dalam penjara untuk membungkam berita berita tentang Nabi Yusuf yang terus menjadi pembericaraan.

Mimpi sang raja hingga Yusuf bebas dari penjara
Suatu hari, raja bermimpi dalam tidurnya. mimpi tersebut membuatnya gusar sehingga meminta para ahli tafsir mimpi untuk mentakwilkannya, namun tak seorangpun dari mereka yang memberikan jawaban yang memuaskan.

"Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): 'Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang termuka, terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpiku. Mereka menjawab: 'Itu adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu takwil mimpi itu.' Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: 'Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).' (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): 'Yusuf, hai orang yang amat dipercayai, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu agar mereka mengetahuinya.'" (QS. Yusuf: 43-46)

Kabar mengenai mimpi raja itu akhirnya sampai ke telinga petugas pemberi minum raja yang dulu sempat di penjara. Ia pun segera bergegas ke tempat sang raja dan menceritakan apa yang dialaminya bersama Yusuf. Kemudian raja mengutus orang itu ke penjara untuk menemui Yusuf dan bertanya kepadanya perihal mimpinya.

Beberapa saat kemudian pemberi minum raja itu mendatangi Nabi Yusuf as yang sedang berada di penjara. Utusan itu menanyakan kepadanya mengenai arti dari mimpi raja. Kemudian Nabi Yusuf pun mampu mentafsirkan mimpi sang raja. Ia menjelaskan kepada utusan itu, seperti yang diriwayatkan dalam ayat Al'Qur'an berikut:

Yusuf menjawab, "Kamu harus bercocok tanam selama tujuh tahun secara terus menerus. dari hasil panen yang kamu sabit, simpanlah dengan tangkai-tangkainya; hanya sebagian kecil sajalah yang boleh kamu makan." (QS. Yusuf: 47)

"Selanjutnya nanti akan datang masa paceklik pada tujuh tahun berikutnya, yang akan menghabiskan persediaan yang kamu asingkan. Hanya sedikit saja yang dapat kamu sisakan" (QS. Yusuf: 48)

"Sesudah itu akan datang musim hujan, hasil pertanian melimpah ruah, sehingga orang dapat membuat anggur dan sari buah." (QS. Yusuf: 49)

Setelah mendengar itu maka utusan tersebut menyampaikan apa yang diucapkan yusuf kepada sang raja. Mendengar semua penjelasan dari Yusuf, raja menjadi heran. Kemudian ia berkata “Siapa garangan orang yang dipenjara ini. Sungguh luar biasa. Ia menceritakan hal hal yang akan terjadi, bahkan lebih dari itu dia memberikan cara-cara mengatasi persoalan yang akan terjadi tanpa meminta upah atau balasan atau agar ia dibebaskan dari penjara”

Kemudian raja mengeluarkan perintah agar Nabi Yusuf as dibebaskan dari penjara dan dihadirkan kepadanya. Lalu utusan raja pergi ke penjara. Utusan itu bukan utusan pertama yang merupakan pemberi minum. Namun ia adalah seorang yang menyandang jabatan penting. ia meminta kepada Yusuf agar keluar dari penjara dan menemui raja.

Namun ternyata Nabi Yusuf menolak keluar dari penjara kecuali semua tuduhan yang diarahkan kepadanya dicabut. Sebelumnya Nabi Yusuf masuk penjara karena tuduhan telah memotong tangan para wanita. Orang pemerintahan menggunakan berbagai macam kebohongan yang sulit diterima akal, namun bagi mereka itu adalah sesuatu yang sah. Dan Nabi Yusuf tidak akan mau keluar dari penjara jika tuduhannya tidak dicabut. Selanjutnya sang raja memanggil para wanita yang dulu pernah memotong tangannya sendiri. kisahnya dijelaskan dalam ayat Al'Qur'an berikut ini:

Raja bersabda, "Bawalah Yusuf ke hadapanku!" Tatkala utusan itu mendatangi Yusuf untuk menyampaikan perintah raja, Yusuf menjawab: "Kembalilah lebih dahulu kepada tuanmu, sebelum aku pribadi berhadapan dengan dia, dan tanyakan kepada Baginda: "Bagaimana sebenarnya pikiran para wanita yang memotong jari jemarinya itu? Sebenarnya Tuhanku Maha Tahu tentang tipu muslihat mereka." (Qur'an Surat Yusuf ayat:50)

Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: "Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya". Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar".

Setelah mendengar pernyataan langsung dari para wanita termasuk Zulaikha, maka raja yakin bahwa Yusuf tidak bersalah. kemudian sang raja memerintahkan agar Yusuf dibebaskan dari penjara.

Nabi Yusuf as diangkat menjadi menteri Mesir
Setelah Yusuf keluar dari penjara maka raja mengangkatnya menjadi mentri, seperti dalam ayat Al Qur'an berikut:

Raja bersabda: "Bawalah Yusuf ke hadapanku, aku hendak mengangkatnya menjadi pembantu pribadi. "Setelah bercakap-cakap dengan Yusuf sekedarnya, iapun bersabda: "Mulai hari ini, kau dianggkat menjadi pejabat tinggi di samping kami dengan kepercayaan penuh." (Qur'an Surat Yusuf ayat:54)

Yusuf menjawab: "Angkatlah aku menjadi mentri urusan perbendaharaan negara! aku tidak akan menyia-nyiakan kewajiban itu, lagi pula aku tahu cara mengurusnya". (Qur'an Surat Yusuf ayat:55)

Yusuf menyatakan kesanggupannya bukan karena kesombongannya, tapi ia tahu bahwa ia tidak dapat berbuat banyak untuk kemakmuran rakyat tanpa jabatan itu di tangannya.

Kemudian masa paceklik itu pun tiba. Dan itu tidak masalah bagi negeri mesir, karena persediaan telah disediakan oleh Nabi Yusuf yang bisa menjamin dengan baik rakyat mesir selama tujuh tahun berturut-turut.

Nabi Yusuf 'alaihis salam berjumpa lagi dengan saudaranya
Saat itu kelaparan dan paceklik tidak hanya terjadi pada negeri Mesir, namun terjadi juga di negeri di dekatnya, seperti Negeri kan’an yang ditempati ayah dan saudara saudaranya itu Nabi Ya’qub as dan saudara saudarnya juga mengalami masa susah pangan.

Rakyat yang tinggal di negeri sekitar mesir juga meminta pertolongan ke Mesir, tidak terkecuali saudara-saudara Yusuf yang dulu pernah membuangnya. Mereka berbaris dalam rombongan orang orang yang membutuhkan.

Saudara-saudara Yusuf berdatangan ke Mesir. Mereka langsung memasuki ruang kerjanya. Yusuf segera mengenal mereka, tapi mereka telah lupa. (Qur'an Surat Yusuf ayat:58)

Tatkala Yusuf menyiapkan bahan pangan untuk mereka melebihi jatahnya, ia berpesan: "Lain kali, bawalah kemari saudara kalian yang seayah. Bukankah kalian telah melihat sendiri aku menyukat sukatan dengan cukup dan menerima tamu dengan ramah? (Qur'an Surat Yusuf ayat:59)

Saudara Yusuf yang datang ke Mesir sepuluh orang. Seharusnya mereka mendapat jatah sepuluh beban unta. Tapi Yusuf tahu yang tinggal di Kan'an ada dua orang lagi yaitu ayahnya sendiri dan adiknya Bunyamin. Untuk mereka, Yusuf menambahkan jatah untuk dua orang lagi.

Bila kalian tidak membawanya kepadaku, maka kalian tidak akan mendapatkan jatah lagi daripadaku. Bahkan janganlah kalian mendekat lagi ke negeriku ini. (Qur'an Surat Yusuf ayat: 60)

Mereka menjawab: "Kami akan berusaha membujuk ayahnya agar memperbolehkannya pergi ke mari. Kami sungguh-sungguh akan mmelaksanakannya" (Qur'an Surat Yusuf ayat:61)

Sebelum mereka pergi, Yusuf memerintahkan kepada pelayannya memasukkan kembali barang-barang dagangan yang mereka bawa untuk dibarter dengan bahan pangan.

Lalu Yusuf memerintahakan kepada pelayan-pelayannya: "Masukanlah barang dagangan mereka kembali dalam karungnya agar mereka mengenali budi baik kita setibanya mereka kembali di tengah-tengah keluarganya. Semoga mereka datang lagi" (Qur'an Surat Yusuf ayat:62)

Saat mereka tiba di rumah, mereka menceritakan tentang semua yang dialami ketika di Mesir termasuk pesan dari Mentri (Yusuf). Mulanya ayah mereka (Ya'Qub) keberatan apabila Bunyamin akan dibawa serta ke Mesir, namun akhirnya setelah sepuluh saudara Yusuf bersumpah atas nama Allah, Ya'qub pun memberi ijin dengan memberi pesan sebagai berikut,

Selanjutnya Ya'qub berpesan: "Hai anak-anakku! janganlah kalian masuk melalui wazir itu dari satu pintu secara serempak, tapi masuklah dari beberapa buah pintu yang berlainan seorang demi seorang. Namun berhati-hatilah, karena aku tidak dapat membela kalian dari ketentuan hukum Allah. Keputusan hukum hanyalah wewenang Allah. Kepada-Nya aku mempercayakan diri, dan kepada-Nya pula hendaknya orang yang tawakal mempercayakan dirinya." (Qur'an Surat Yusuf ayat:67)

Yusuf bertemu Bunyamin
Tibalah waktunya saudara-saudara Yusuf menuju Mesir termasuk Bunyamin. Merekapun melaksanakan pesan dari ayahnya dengan masuk melalui pintu yang berlainan. Saat Bunyamin bertemu dengan Yusuf, dirangkulnya saudara seibu yang sudah lama dirindukannya, kemudian Yusuf menjelaskan siapa dirinya sebenarnya.

Agar Yusuf dapat menahan Bunjamin, Yusuf membuat siasat yakni dengan memasukkan sebuah piala ke dalam karung Bunjamin(semacam mangkuk berkaki tempat minum dari emas, sebagian Mufassirin mengatakan dari perak). Akhirnya benjamin dapat bersama dengan Yusuf di mesir.

Selanjutnya Saudara-saudara Yusuf pulang menemui ayah mereka dan menceritakan tentang Bunyamin yang ditahan di Mesir, ayahnya kemudian menyuruh mereka kembali ke Mesir untuk mencari keterangan tentang Yusuf dan Bunyamin, dengan memberi pesan terlebih dahulu,

"Wahai anak-anakku! Pergilah kalian ke Mesir dan carilah keterangan tentang Yusuf dan Saudaranya (Bunyamin), dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang kafir." (Qur'an Surat Yusuf ayat:87)

Saat Anak-anak Ya'qub tiba di mesir untuk menukar barang dagangan dengan bahan makanan, maka saat itulah Nabi Yusuf 'alaihis salam menjelaskan siapa dirinya yang sebenarnya kepada Saudara-saudaranya yang seayah tersebut. Kisahnya dijelaskan dalam Al'Qur'an berikut ini:

Syahdan, tatkala mereka masuk menemui Yusuf, mereka berkata: Wahai Paduka yang mulia! kami sekeluarga telah ditimpa bahaya kelaparan, sedang kami hanya membawa barang dagangan yang berharga murah. Namun beri jualah kami jatah pangan secukupnya. Kelebihannya, ganti bersedekah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah." (Qur'an Surat Yusuf ayat:88)

Yusuf berkata lantang: " Adakah kalian ingat akan kelakuan buruk yang pernah kalian lakukan kepada Yusuf dahulu, dan selang belum lama ini kalian tidak menyadari akibatnya?" (Qur'an Surat Yusuf ayat:89)

Mereka berbalik tanya: "Apakah engkau ini Yusuf?" Yusuf menjawab: "Ya! Sayalah Yusuf yang kalian aniaya dulu, dan yang ini, adiku Bunyamin yang telah kalian pisahkan dengan aku. Allah telah mengaruniakan pertemuan kepada kami. Sebenarnya, barang siapa yang taqwa dan tabah, maka Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan." (Qur'an Surat Yusuf ayat:90)

Meski saudara-saudara Yusuf telah berbuat aniaya terhadap dirinya namun yusuf telah memaafkannya, dan membebaskan mereka dari berbagai tuntutan.

Kemudian Yusuf menyuruh mereka untuk pulang dan membawa keluarganya yang berada di Kan'an untuk ke Mesir, dengan membawa baju Yusuf untuk dilekapkan ke wajah ayahnya, Ya'qub. Selanjutnya mereka pulang ke negeri Kan'an untuk menemui ayahnya.

Sementara anak-anak nabi Ya'qub masih di perjalanan, di rumah, Nabi ya'qub dengan izin Allah dapat mencium bau baju Yusuf yang sedang dibawa oleh saudara-saudaranya meski jaraknya sangat jauh. Perasaan Nabi Ya'qub itu diungkapkan kepada cucunya, namun cucunya tidak percaya, karena kakeknya tersebut masih teguh berpendirian bahwa Yusuf masih hidup.

Tatkala pembawa berita gembira itu tiba, dilekapkannya baju Yusuf ke wajah Ya'qub. Serta merta ia dapat melihat kembali, lalu berkata: "Bukankah telah kukatakan kepada kalian bahwa aku dapat mengetahui dari Allah sesuatu yang tidak kamun ketahui:" (Qur'an Surat Yusuf ayat:96)

Nabi Ya'qub sudah lama tidak dapat melihat karena memikirkan anaknya, Yusuf yang berpisah sekian lama dan akhirnya dapat melaihat kembali dengan bantuan baju Yusuf. Melihat peristiwa itu, anak-anak Ya'qub memohon ampunan dan mengaku telah berbuat salah, dan Nabi Ya'qub berjanji untuk memohon pengampunan dari Allah untuk mereka.

Tabir mimpi Nabi Yusuf terdahulu
Berangkatlah Nabi Ya'qub sekeluarga ke Mesir, dan merekapun bertemu dengan Nabi Yusuf "alaihis salam, Seperti yang dijelaskan dalam Al'Qur'an berikut ini:

Tatkala mereka memasuki istana, Yusuf segera merangkul ayah bundanya segera berkata: "Selamat datang di Mesir! Insya Allah dengan selamat." (Qur'an Surat Yusuf ayat:99)

Maksud dari "ayah bundanya" adalah, ayah serta saudara perempuan ibunya yang telah dikawini oleh ayahnya sejak ibu kandungnya sudah tiada. Ini pendapat kebanyakan ahli tafsir, kecuali Ibnu Jarir dan kawan-kawan.

Yusuf menuntun kedua orang tuanya ke atas singgasana, lalu mereka semua meniarap sujud kepada Yusuf. Setelah itu Yusuf berkata: "Wahai orang tuaku! Rupanya inilah tabir mimpiku yang dahulu, di mana Tuhanku telah menjadikannya peristiwa nyata. Sungguh Dia telah mengaruniakan kebaikan kepadaku: mulanya ketika Ia mengeluarkanku dari penjara, lalu mendatangkan kamu semuanya kemari dari pedalaman, sesudah setan merusak hubungan baik antaraku dan saudara-saudaraku. Sungguh Tuhanku Maha Lembut terhadap barang apa yang dikehendaki-Nya. Dia-pun Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana." (Qur'an Surat Yusuf ayat:100)

Mimpi Nabi Yusuf yang pernah ia ceritakan kepada ayahnya akhirnya terwujud, saudara-saudara Yusuf yang berjumlah sebelas orang berikut dengan kedua orang tuanya. Semua sujud kepada Yusuf sebagaimana yang dilihat Yusuf dalam mimpinya. Sujud di sini bukan dalam pengertian ibadah, tapi dalam pengertian penghormatan. dalam syariat Nabi Ya'qub sujud penghormatan seperti ini, hukumya Harus.

Seketika itu Nabi Yusuf, berdo'a, ia bersyukur atas nikmat dan karunia Allah, sebagaimana dterangkan dalam Al Qu’ran :

“Tuhanku, Dikau telah mengaruniai daku kekuasaan, dan Dikau telah mengajarkan kepadaku tentang menakwilkan mimpi. sehingga terjadinya tepat seperti yang kuramalkan. Tuhan pencipta langit dan bumi! Dikau-lah pelindungku di dunia ini dan di akhirat nanti. Wafatkanlah aku sebagai seorang muslim, dan sejajarkanlah aku dengan orang-orang yang salih." (Qur'an Surat Yusuf ayat:101)

Hikmah cerita
Dalam cerita tentang Nabi Yusuf ini, kita bisa belajar banyak hal. mulai dari kesetiaan Nabi Yusuf meski mengalami banyak cobaan hingga sifat pemaaf yang dimilikinya. meski Nabi Yusuf telah di perlakukan tidak baik oleh saudaranya, pada akhirnya Nabi Yusuf tetap memaafkan saudara-saudaranya tersebut dan mengajak mereka untuk hidup bersama dengan damai.
Nabi Yusuf adalah orang yang sudah sukses dan menjadi orang kepercayaan dari Raja Mesir. Hal ini membuat Nabi Yusuf menjadi lebih hebat karena bahkan setelah di siksa dan menjadi orang besar ia mampu memaafkan saudaranya.

HIkmah kisah ini kita juga diajarkan untuk selalu mengutamakan dan mencintai keluarga. karena seburuk apapun kita, orang pertama yang akan menolong kita adalah keluarga kita sendiri. jadi tidak boleh melakukan hal yang buruk dengan keluarga. demiikian adalah kisah teladan nabi yusuf yang bisa diberikan, semoga menjadi cerita yang menghibur dan memberikan hikmah untuk pembelajaran.

Demikian Kisah Teladan Ketampanan Kesabaran dan Sifat Pemaaf Nabi Yusuf AS . semoga bisa menjadi teladan bagi kita semua.

Baca juga Kisah Teladan Lainnya