Keutamaan Tauhid Kepada Allah Swt Dan Bahaya Syirik Dalam Islam
Keutamaan Tauhid Kepada Allah Swt Dan Bahaya Syirik Dalam Islam - Tauhid kewajiban pertama yang Allah wajibkan kepada umat manusia, dan sebaliknya larangan pertama yang Allah larang kepada mereka adalah syirik.
Hal ini sebagaimana firman Allah :
يَأيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اْلأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَآءَ بِنَآءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِه مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai manusia beribadahlah kepada Rabbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dan Dia yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan sebab itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah : 21-22)
Allah mengutus setiap rasul kepada setiap ummatnya untuk memulai dakwahnya kepada tauhid. Karena hal ini merupakan perintah Allah yang harus mereka sampaikan kepada ummatnya.
Allah berfirman,
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya,
„Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang benar untuk disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku‟.” (Al- Anbiyaa‟: 25).
Rasulullah Shallallahu„alaihi wa Sallam ketika berdakwah di Mekah selama 13 tahun beliau mengajak kaumnya untuk bertauhid yaitu mengesakan Allah SWT , tidak kepada yang lain. Setiap Rasul memulai dakwahnya dengan tauhid, memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah saja, dan menjauhi syirik. Maka, wajib bagi siapapun untuk memulai dan memprioritaskan dakwahnya dengan tauhid, tanpa menafikan (meniadakan) dakwah kepada syariat yang lainnya.
Ada beberapa perbedaan orang yang bertauhid kepada Allah dengan orang yang berbuat syirik kepada Allah SWT
1. Orang yang bertauhid adalah orang yang melakukan seluruh aktifitas ibadahnya hanya untuk Allah. Sedangkan orang yang syirik, meniatkan aktifitas ibadhanya untuk selain Allah, termasuk untuk diri sendiri
2. Orang yang bertauhid, menjadikan AllahSWT sebagai Tuhan dalam hidupnya. Dia menyembah, memuja dan memuji, mengagungkan Allah, mengagumi-Nya, mendekatkan diri dan merasa bahagia karenanya. Ia menjadikan Allah sebagai Subjek dalam proses beragamanya. Sedangkan orang yang syirik, menjadikan Allah sebagai Objek dalam hidupnya. Allah tidak dijadikan sebagai sesuatu yang menguasai segala-gala yang ada pada dirinya dan alam semesta, melainkan Allah diperalat untuk menyenangkan dirinya. Orang yang begini pada dasarnya tidak bertuhan kepada Allah, melainkan bertuhan kepada diri sendiri. Sedangkan Allah hanya dijadikannya sebagai pelengkap atas segala keinginannya.
3. Orang-orang yang bertauhid, mengorientasikan pembelajaran dalam hidupnya untuk lebih mengenal Allah SWT , dan kemudian terus berusaha mendekatkan diri. Sedangkan yang syirik, terus mencari dan berusaha mendapatkan fasilitas yang disediakan oleh Allah untuk kesenangannya. Dia lebih ingat fasilitas daripada ingat Allah.
4. Orang-orang yang bertauhid memposisikan Allah sebagai Sesuatu yang tidak ada bandingannya
Sedangkan yang syirik, akan menempatkan hal-hal selain Allah sebanding dengan-Nya. Misalnya, mengatakan makhluk itu kekal. Padahal sifat kekal itu hanya milik Allah saja. Tidak ada di alam semesta ini yang kekal. Apalagi cuma energi Sejumlah Ilmuwan Fisika Klasik memang berpendapat bahwa energi tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan, sehingga disebut sebagai ’hukum kekekalan energi’, itu semata-mata karena mereka belum memahami ilmu Fisika Modern.
5. Bagi orang-orang yang bertauhid, mereka memposisikan Allah sebagai Zat yang meliputi segala sesuatu, termasuk alam semesta. Sehingga segala yang ada ini sebenarnya adalah tunggla, yaitu eksistensi diri-Nya belaka.Sedangkan bagi yang syirik, mereka menganggap Allah berada di dalam alam semesta, ataupun bagian dari eksistensi alam semesta. Atau berada di dalam akhirat. Atau malah ada yang berpendapat Allah di dalam surga. Sehingga mereka mempersepsi segala sesuatu ini tidak tunggal. Padahal segala keaneka ragaman ini hanyalah penampakan dari Sesuatu yang Tunggal belaka, yaitu Allah.
Laa ilaha illallah ~ tidak ada eksistensi selain Diri-Nya
Keutamaan Tauhid
Tauhid memiliki keutamaan yang sangat besar, namun tentu saja tidak semua orang bisa memperoleh keutamaan tersebut. Hanya mereka yang menerapkan tauhid yang murni sajalah yang bisa memperolehnya. Allah memberikan janji berupa pahala yang besar, ampunan dan juga kenikmatan surga bagi siapa saja yang bisa menerapkan tauhid di dalam kehidupannya di dunia ini. Di antara keutamaan tauhid yang dijelaskan oleh para ulama adalah:
1. Tauhid adalah tingkat keimanan yang tertinggi
Kita ketahui bahwa iman itu bertingkat-tingkat, dan tingkatan yang tertinggi adalah kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah.
Rasulullah bersabda :
اَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَإِلهَ إِلاَّالله وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ ( رواه مسلم )
“Iman itu ada enam puluh cabang lebih, paling tinggi adalah perkataan / ucapan Laa Ilaaha Illallah dan paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan.” (H.R. Muslim)
Perlu diketahui bahwa Laa Ilaaha Illallah tidak cukup hanya diucapkan di lisan saja. Akan tetapi harus bersumber dari hati yang ikhlas dan kemudian dibuktikan dengan pengamalan dari apa yang dikandung oleh Laa Ilaaha Illallah yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata dan menjauhi segala bentuk kesyirikan. Sebagaimana Rasulullah
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَإِلهَ إِلاَّ الله يَبْتَغِي بِذَ لِكَ وَجْهَ اللهِ ( متفق عليه )
“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah Allah.” (H.R. Al Bukhari dan Muslim)
2. Tauhid sebagai syarat diterimanya suatu ibadah
Allah berfirman :
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al An’am : 88)
Amalan-amalan ibadah orang musyrik tidak akan diterima oleh Allah dan sebaliknya orang Muwahhid akan diterima oleh Allah amalan ibadahnya.
3. Tauhid merupakan sebab bagi datangnya ampunan Allah
Hal ini didasarkan kepada firman Allah :
إِنََّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِه وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (Q.S. An Nisa’ : 48 & 116)
4. Orang yang benar-benar merealisasikan tauhid akan masuk jannah (surga) tanpa hisab
Ketika para shahabat bertanya-tanya tentang 70.000 orang dari umat Muhammad yang masuk jannah tanpa hisab dan tanpa adzab,
maka Rasulullah bersabda :
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ وَلاَ يَكْتَوُونَ وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ( رواه الترمذي )
“… mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak minta dikay dan tidak mengundi nasib dengan burung dan sejenisnya dan mereka bertawakkal hanya kepada Allah.” (H.R. At Tirmidzi)
5. Orang yang tauhidnya benar akan masuk jannah
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah :
مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِه شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ ( رواه مسلم )
“Barangsiapa bertemu Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu (apapun), niscaya dia akan masuk jannah.” (H.R. Muslim)
Di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Itban radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “laa ilaaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Adapun masuknya orang yang tidak berbuat syirik ke dalam jannah maka itu hal yang pasti. Akan tetapi jika dia bukan pelaku dosa besar yang terus dilakukan sampai meninggal dunia maka dia akan langsung masuk jannah. Sedangkan jika dia pelaku dosa besar hingga akhir hayatnya dan belum bertaubat maka yang demikian di bawah kehendak Allah . Jika Allah mengampuni, maka akan masuk jannah secara langsung tanpa diadzab. Dan jika tidak diampuni, maka akan diadzab terlebih dahulu kemudian dikeluarkan dari naar (neraka) dan dimasukkan ke dalam jannah (surga). (Fathul Majid hal. 84).
6. Tauhid merupakan sumber keamanan
Sebagaimana firman Allah :
الَّذِينَ أمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيْمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولئكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kedhaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al An’am : 82)
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah : “Orang-orang yang mengikhlaskan ibadah mereka hanya untuk Allah saja dan mereka tidak menyekutukan Allah sedikitpun, mereka itu akan mendapatkan keamanan pada hari kiamat dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk di dunia dan akhirat.” (Fathul Majid hal. 36)
Yang dimaksud dengan kedhaliman pada ayat di atas adalah syirik sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud :
لَمَّا نَزَلَتْ هذِهِ اْلأيَةُ قَالُوا : فَأَيُّنَا لَمْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ لَيْسَ بِذَالِكُمْ أَلَمْ تَسْمَعُوا إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ ( إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ) ( رواه البخاري )
Tatkala turun ayat ini, para shahabat berkata : “Siapa di antara kami yang tidak pernah mendhalimi dirinya ?” Kemudian Rasulullah bersabda : “Bukan demikian maksudnya, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedhaliman yang besar.” (H.R. Al Bukhari)
7. Tauhid merupakan sebab datangnya rasa ketenangan dan keamanam di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُون
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An’am [6]: 82)
8. Tauhid akan menyebabkan seseorang dihilangkan dari segala kesedihan dan kesusahan baik di dunia maupun di akhirat.
Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melapangkan berbagai macam kenikmatan, kebaikan dan jalan keluar untuk hamba-hambanya yang bertakwa, karena ketakwaan adalah buah dari tauhid yang ada di dalam hatinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq [65]: 2-3)
9. Tauhid merupakan sebab terbesar untuk bisa meraih pahala dan ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa orang yang paling beruntung mendapatkan syafaat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mereka yang mengucapkan kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” secara ikhlas dari dalam hati dan jiwanya. (Lihat shahih al-Bukhari, kitabul ilmi, bab al-hirsh ‘ala al-hadits 1/38 no. 99)
10. Tauhid akan memudahkan seseorang dalam melakukan kebaikan, memudahkan untuk bisa meninggalkan kejelekan dan memudahkan untuk bisa segera melupakan kesedihan/musibah yang pernah menimpanya. Karena orang yang bertauhid secara murni kepada Allah akan senantiasa menjadikan orientasi hidupnya hanya untuk semata-mata mengharapkan pahala dan ridha dariNya. Ketika ditimpa musibah ia akan sabar dan yakin bahwa Allah akan memberikan pahala atas musibah yang menimpanya tersebut. Ia pun akan senantiasa berusaha melawan hawa nafsunya dari berbuat maksiat karena takut terhadap adzab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
11. Jika tauhid tertanam secara sempurna di dalam hati seorang hamba, maka hal itu akan menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala cinta terhadapnya. Keimanannya pun akan terus tumbuh subur dan senantiasa menghiasi hatinya. Dan yang demikian itu akan membuatnya benci terhadap kekufuran, kefasikan, kemaksiatan dan akhirnya dia akan menjadi orang-orang yang senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
12. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjanjikan kemenangan bagi para pemegang bendera tauhid. Dan mereka akan selalu diberikan pertolongan, kemuliaan, kekuatan serta kemudahan di dalam hidupnya.
13. Amalan manusia baik itu yang berupa ucapan ataupun perbuatan, tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala jika tidak didasari dengan tauhid yang kokoh. Jika tauhidnya sudah kokoh dan sempurna maka ia akan beribadah dengan benar dan memurnikan ibadahnya itu hanya untuk Allah ta’ala semata. Dan semakin sempurna tauhid seseorang maka akan semakin sempurna pula pahala yang akan diraihnya.
Bahaya Syirik
Syirik merupakan lawan dari tauhid. Oleh karena itu di saat tauhid mempunyai banyak keutamaan maka syirik pun sangat berbahaya dan mempunyai banyak mudharat. Di antaranya adalah
1. Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah
Berdalil dengan firman Allah
إِنََّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِه وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَالِكَ لِمَن يَشَآءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan akan mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi siapa yang Allah kehendaki.” (Q.S. An Nisa’ : 48 & 116)
2. Kesyirikan adalah kedhaliman yang besar
Firman Allah :
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya kesyirikan adalah kedhaliman yang besar.” (Q.S. Luqman : 13)
3. Orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik akan masuk neraka dan kekal di dalamnya
إِنَّه مَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah maka sungguh Allah mengharamkan baginya jannah, dan tempat kembalinya adalah naar dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang dhalim.” (Q.S. Al Maidah : 72)
Rasulullah juga bersabda :
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ ( رواه البخاري )
“Barangsiapa meninggal dunia dan dia berdo’a kepada selain Allah niscaya dia masuk neraka.” (H.R. Al Bukhari)
4. Kesyirikan penyebab terpecah belah belahnya umat
Firman Allah :
وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Q.S. Ar Ruum : 31 & 32)
Setelah kita mengetahui betapa pentingnya perkara tauhid dan begitu bahayanya perbuatan syirik, maka kami mengajak kepada para da’i agar mengutamakan dalam da’wahnya perkara tauhid dan mengingatkan umat dari bahaya kesyirikan / syirik. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan para shahabat beliau, bahkan para rasul seluruhnya.
Allah berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus pada tiap-tiap umat seorang rasul untuk menyerukan: “Beribadahlah hanya kepada Allah dan jauhilah Thaghut (segala sesuatu yang diibadahi selain Allah”.” (Q.S. An Nahl : 36)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya
Demikianlah beberapa Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik dalam Islam yang disebutkan oleh para ulama. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk bisa meraih keutamaan-keutamaan dan terhindar dari Bahaya Syirik.