Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Gambar Produk 1
Jasa Desain Kaos, Desain Batik , LOGO dan desain grafis lainya
Email : mastertracer69@gmail.com

5 Cara Melatih Kesabaran Dan Keutamaan Manfaat Ikhlas Menurut Islam

5-cara-melatih-kesabaran-keikhlasan-dan-11-keutamaan-manfaat-sabar-ikhlas-menurut-islam5 Cara Melatih Kesabaran Dan Keutamaan Manfaat Ikhlas Menurut Islam - Sifat Ikhlas adalah pekerjaan hati , bersih murni dalam beramal hanya menghendaki keridhaan Allah SWT saja dengan suatu amal, membersihkannya dari segala noda individual maupun duniawi. Sedangkan sifat sabar adalah sikap seorang mukmin mencegah dan menahan dirinya untuk tidak melakukan perbuatan yang menuruti hawa nafsu dan meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Itulah 2 sifat mulia yang warisan para nabi dan rasul , perilaku sabar dan ikhlas bisa membawa kita kepada ridha Allah SWT.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 155)

Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pada hakikatnya ujian. Menjadi sabar dan ikhlas memang tak mudah, tapi itu harus. Belajarlah untuk menerima arti kehilangan dan penantian. Karena sabar itu menenangkan jiwa, ikhlas itu mendamaikan hati. Sabar dan ikhlas mengajarkan kita arti ‘memahami’. Sabar dan Ikhlas adalah kunci sukses menjalani segala cobaan yg Allah SWT berikan , agar hati dan keyakinan kita tetap kuat bertahan.

Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini.

Perhatikan firman Allah SWT berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)

Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitulah Allah mengambilnya dari kita, InsyaAllah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Seperti sabda Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Sesungguhnya pahala besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barang siapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barang siapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah no. 46)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar: 10)

Sedangkan ikhlas adalah mengerjakan setiap ibadah atau amal kebaikan karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mengharapkan ridha-Nya. Firman Allah ta’ala:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-An’am: 162)

Terdapat sebuah hadis juga mengatakan, bahwa Setiap amal itu tergantung kepada niatnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

“Sesungguhnya amal itu tidak lain hanyalah dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya.

Seperti sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).

Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)

Apabila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah, setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh

Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.” Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’ -membaca innaa lillaahi dst-..’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah ).
Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)

Berikut adalah cara melatih kesabaran dan keikhlasan, 

1. Percaya pada jaminan Allah, 

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.

2. Kuatkan iman sehingga semua pasti mampu bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan 
3. Terima dengan lapang dada dan ikhlas ketika ditimpa suatu kesulitan, kesedihan dan kehilangan . 
Bila kita sabar dan ikhlas menerimanya, maka InsyaAllah tidak akan terasa berat akan ujian tersebut. Dalam sabar terkandung ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan ridha Allah terhadap kita dengan segalanya.

4. Berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan
jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan, dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan, dan pengaturan-Nya., maka cari saja Tuhan selain Allah.

5. Bersyukur.
Apapun yang terjadi hendaknya kita selalu bersyukur pada Tuhan. Saat ditimpa masalah lihatlah sekeliling Anda. Masih sangat banyak orang yang lebih berat masalahnya daripada Anda. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur dalam hidup ini. Dengan bersyukur semua hal di dunia ini akan terasa lebih indah dan hidup akan selalu bahagia. Dengan bersyukur Tuhan akan melipat gandakan kenikmatan yang diberikannya bagi kita semua.

Perhatikan firman-Nya dalam hadist Qudsi, “Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka berTuhnalah kepada Tuhan selain aku.” (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)

Adadapun jika kita memilki sikap sabar dan ikhlas akan mendatangkan manfaat dan keutamaannya:

1. Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram
2. Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
2. Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
3. Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
4. Doa kita akan diijabah.
5. Dekat dengan pertolongan Allah.
6. Mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
7. Akan mendapatkan naungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala di hari kiamat.
8. Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
9.Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid
10.Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain
11.Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala)
Karena itu, marilah kita sabar dan ikhlas dalam segala keadaan, yakinlah bahwa janji Allah pasti benar. Percayalah, sabar dan ikhlas, akan membuahkan kebahagiaan hidup.

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya


Demikian 5 cara melatih kesabaran keikhlasan dan 11 keutamaan manfaat sabar ikhlas menurut islam