Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Gambar Produk 1
Jasa Desain Kaos, Desain Batik , LOGO dan desain grafis lainya
Email : mastertracer69@gmail.com

Cara Dan Tuntunan Kiat Belajar Khusyu Seperti Shalat Rasulullah Nabi Muhammad SAW

cara-dan-tuntunan-kiat-khusyu-dalam-shalat-seperti-rasulullah
Cara Dan Tuntunan Kiat Belajar Khusyu Seperti Shalat Rasulullah Nabi Muhammad SAW Shalat 5 waktu merupakan amalan ibadah yang langsung dapat perintah dari Allah SWT lewat baginda Nabi Muhammad SAW melewati peristiwa Isra' Mi'raj yang merupakan mukjizat nabi muhammad saw terbesar. Begitu pula Shalat merupakan tiang agama bila sholat sudah didirikan maka amalan ibadah yang lainnya akan mengikutinya, namun jika shalat belum didirikan sema amalan apapun akan menjadi sia-sia oleh karena itulah penting sekali kita harus belajar shalat dan mendirikannya bukan asal melaksanakan shalat karena beda antara mendirikan sama melaksanakan perbedaannya ada di khusyu dalam shalat .

Apa itu Khusyu ? khusyu itu adalah hadirnya hati ( qolbu ) mengingat Allah SWT dzikrullah dengan merendahkan diri dihadapannya jadi ketika shalat itu hati kita harus terus mengingat Allah, karena banyak yang begitu shalat dimulai semua urusan dunia tiba-tiba bermunculan sehingga konsentrasi pada shalat menjadi tidak fokus. Sobat bisa mencontoh sholat nabi untuk memahami sudah benarkah shalat kita ? ada di artikel sebelumnya tentang tuntunan tata cara sifat shalat Rasulullah Nabi , dengan khusyu dalam shalat semoga kita bisa mengungkap rahasia shalat dan keutamaan manfaat sholat fardhu 5 waktu.

Banyak tutorial atau tuntunan sholat khusyu seperti pelatihan sholat khusyu abu sangkan dan pelatihan sholat lainnya. Namun sebenarnya shalat itu mudah semua itu tergantung kita , yang terpenting hadirkan hati untuk selalu dzikir ingat kepada Allah SWT. Kali ini tipstriksib akan menyampaikan bebearpa hal tentang tatacara mendatangkan kekhusyukan shalat sesuai tuntunan rasulullah nabi muhammad SAW

1. Mempersiapkan diri sepenuhnya untuk shalat
Firman Allah Ta'âla: "Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makanlah dan minumlah. Jangan berlebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan." (QS. al-A'raaf: 31)
Bentuk persiapan dalam sholat adalah berjalan ke masjid dengan penuh ketenangan dan tidak tergesa-gesa, lalu setelah sampai di depan masjid, maka masuk dengan membaca do'a dan keluar darinya juga membaca do'a, melaksanakan shalat sunnat Tahiyyatul masjid ketika telah berada di dalam masjid, merapatkan dan meluruskan shaf, karena syetan berupaya untuk mencari celah untuk ditempatinya dalam barisan shaf shalat. Dengan melakukan bentuk persiapan tersebut maka Insya Allah akan membantu dalam kekhusyukan.

2. Tuma'ninah
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak sempurna shalat salah seorang diantara kalian, kecuali dengannya (tuma'ninah)."
Bahkan di dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyamakan orang yang tidak tuima'ninah tersebut dengan orang yang mencuri dalam shalatnya, Rasulullah SAW bersabda: "Seburuk-buruk pencurian yang dilakukan manusia adalah orang yang mencuri shalatnya." Qatadah berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana seseorang tersebut di katakan mencuri shalatnya? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ia tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya." (HR. Ahmad dan al-Hakim 1/229)
Orang yang tidak tuma'ninah dalam shalatnya, tentu tidak akan merasakan kekhusyukan, sebab menunaikan shalat dengan cepat akan menghilangkan kekhusyukan, sedangkan shalat seperti mematuk burung, maka hal itu akan menghilangkan pahala. Oleh karena itulah karena pentingnya tuma'ninah, maka wajib bagi seorang muslim untuk tuma'ninah dalam shalatnya sehingga shalatnya diterima oleh Allah Ta'âla.

 3. Mengingat mati ketika shalat
Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau shalat maka shalatlah seperti orang yang hendak berpisah (mati)". (HR. Ahmad )
Jelaslah bahwasanya hal ini akan mendorong setiap orang untuk bersungguh-sungguh dalam shalatnya, karena orang yang akan berpisah tentu akan merasa kehilangan dan tidak akan berjumpa kembali, sehingga akan muncul upaya dari dalam dirinya untuk bersungguh-sungguh, dan hal ini seolah-olah baginya merupakan kesempatan terakhir untuk shalat.

 4. Menghayati makna bacaan shalat
Firman Allah SWT : "Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran". (QS. Shaad: 29)
Sikap penghayatan tidak akan terwujud kecuali dengan memahami makna setiap yang kita baca. Dengan memahami maknanya, maka seseorang akan dapat menghayati dan berfikir tentangnya, sehingga mengucurlah air matanya, karena pengaruh makna yang mendalam sampai ke lubuk hatinya. Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Robb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang yang tuli dan buta". (QS. al-Furqan: 73)
"Sesungguhnya saya sangat heran kepada orang yang membaca al-Qurân, sementara dia tidak mengetahui maknanya. Bagaimana mungkin dia akan mendapatkan kelezatan ketika dia membacanya? (Muqaddimah Tafsir at-Thobari karya Muhammad Syakir)

 5. Membaca al-Qurân dengan tartil
Hal ini berdasarkan firman Allah Subhânahu wa Ta'âla: "Dan bacalah al-Qurân dengan perlahan-lahan". (QS. al-Muzammil: 4)
Membaca dengan perlahan dan tartil lebih bisa membantu untuk merenungi ayat-ayat yang dibaca dan mendatangkan kekhusyu'an. Adapun membaca dengan ketergesa-gesaan akan menjauhkan hati dari kekhusyukan.

 6. Yakin doa dikabul saat shalat 
Meyakini bahwa Allah Subhânahu wa Ta'âla akan mengabulkan permintaannya ketika seorang hamba sedang melaksanakan shalat
Allah SWT berfirman: ‘Aku membagi Shalatku dengan hamba-Ku-menjadi dua bagian, dan bagi hambaku setiap apa yang dia minta. Jika hamba-Ku mengucapkan Alhamdu lillahi Robbil'âlamin, Allah Subhânahu wa Ta'âla berfirman: ‘hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Jika ia mengucapkan Mâ likiyaumiddin, Allah Subhânahu wa Ta'âla berfirman: ‘Hamba-Ku telah memuliakan dan mengagungkan-Ku". (Shahih Muslim, Kitabus Shalat, Bab Wajibnya Membaca al-Fatihah dalam Setiap Rakaat)

Hadits yang mulia ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang yang sedang melaksanakan shalat, yaitu ketika ia membaca al-Fatihah maka bacaan tersebut mendapat balasan langsung dari Allah ‘Azza wa Jalla, maka ini akan menjadi pendorong kita dalam mencapai kekhusyukan.

7. Meletakkan sutrah.(tabir pembatas) dan mendekatkan diri kepadanya
Hal ini lebih bertujuan untuk memperpendek dan menjaga penglihatan orang yang sedang melaksankan Shalat, sekaligus menjaga dirinya dari syetan. Disamping itu juga dapat menjauhkan diri dari lalu lalangnya orang yang lewat di sekitar kita, karena lewatnya orang lain secara hilir mudik dapat mengganggu kekhusyukan shalat.

Dalam hal ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian melaksanakan Shalat dengan menggunakan tabir, maka hendaklah ia mendekat padanya, sehingga syetan tidak akan memotong Shalatnya".(HR. Abu Daud, no. 446/1695)

Adapun jarak antara seseorang dengan tabir (sutrah) adalah tiga kali panjang lengan, dan antara tabir dengan tempat sujudnya adalah, seluas tempat lewatnya seekor kambing, sebagaimana yang banyak disebut dalam hadits-hadits shahih. (lihat Fathul Bari 1/574-579)

 8. Melihat kearah tempat sujud
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu 'anha: "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika sedang shalat, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menundukkan kepala serta mengarahkan pandangannya ke tanah (tempat sujud)". (HR. al-Hakim 1/479, dia berkata shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim, disepakati juga oleh al-Albani dalam buku shifatus Shalatin Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hal 89)

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya


Demikian beberapa Cara dan tuntunan kiat khusyu dalam shalat rasulullah SAW, semoga kita belajar ambil hikmah pentingnya shalat khusyu agar diterima oleh Allos SWT. Amin